Kata-kata selembut sutra
Janji-janji semanis gula
Ia bersumpah berhati seluas samudra
.
Wajah semurni malaikat
Memikat, menjerat, juga mengikat
Ia bersumpah memegang janji dengan erat
Masyarakat bawah selalu membawa kantung beras..
Masyarakat atas selalu menyiapkan kantung uang..
Kantung beras yang kini diisi dengan air keras..
Membuat mereka cacat, juga terkekang..
.
Kantung uang dipenuhi kertas-kertas kalimat dusta..
Dusta, yang perlahan mereka telan bersama..
Bersama, kata-kata janji yang dulu dia ucapkan..
Ucapkan, saat masih memohon 'tuk jadi pemimpin..
Air mata tertumpah di tanah air...
Iblis bermahkota hanya diam dalam tawa...
.
Air mata mengering, tapi tetap memaksa mengalir...
Memaksa malaikat bertaring 'tuk membuka mata...
Tak peduli apa yang tengah menjerit.. .
Tak menutup mata, hanya menutup telinga.. .
Tak melihat masyarakat yang tengah sakit.. .
Tak menoleh, hanya terfokus pada harta.. .
.
Apa masyarakat itu sampai perlu menangis?
Menahan lapar untuk keadilan!
Apa pemimpin itu sampai perlu telinganya terbungkus?
Menahan suara untuk kesendirian!
Kesendirian tanpa siapa pun.....
Terselimuti harta di mana pun.....
Terhina sampai kapan pun.....
Dibenci walau jadi apa pun.....
-------------------------------------------------------
*Tema: Politik
#Note:
Apa para koruptor semuanya benar-benar puas saat memiliki banyak harta dari hasil mencuri? Semua orang (mungkin) akan puas jika memiliki banyak harta. Namun, bagaimana jika karena harta itu mereka (para koruptor) harus jadi buronan yang dicari-cari dan justru tidak bisa hidup dengan tenang.